<i>Air Mata di Ujung Sajadah</i>, kisah ibu yang harus kehilangan buah hatinya/Net
Air Mata di Ujung Sajadah, kisah ibu yang harus kehilangan buah hatinya/Net
KOMENTAR

ADALAH Aqilla, seorang ibu yang baru saja melahirkan namun tidak bisa bertemu dengan sang buah hati karena dikatakan telah meninggal dunia. Bahkan untuk melihat jasadnya pun, Aqilla tidak diperkenankan dengan alasan sudah dimakamkan sesegera mungkin.

Aqilla adalah ibu muda, yang harus kehilangan anak yang baru saja dilahirkannya. Ternyata bukan karena meninggal dunia, tapi diberikan kepada pasangan lain yang sangat mendambakan kehadiran sosok anak. Pelakunya adalah ibu Aqilla sendiri, Halimah, nenek dari bayi yang kemudian diketahui diberi nama Baskara.

Baskara diberikan oleh Halimah kepada Arif dan Yumna, yang sudah menikah lama dan belum juga dikaruniai keturunan. Pasangan itu sangat menyayangi Baskara, sebagaimana anak kandungnya sendiri. Kebahagiaan sebagai keluarga sangat tampak pada kehidupan Arif dan Yumna.

Seiring berjalannya waktu, 7 tahun kemudian, Aqilla akhirnya tahu bahwa bayi kecilnya masih hidup. Namanya Baskara dan diasuh oleh Arif serta Yumna. Aqilla sangat ingin mengambil Baskara dari ayah dan ibu asuhnya, hanya saja ia menjadi tidak tega saat melihat tawa riang sang anak kala berada di dekat Arif dan Yumna.

Itulah sepenggal kisah yang akan disajikan di film terbaru karya anak bangsa, Air Mata di Ujung Sajadah. Film ini ditulis oleh perempuan hebat, Titien Wattimena, yang sukses menggarap beberapa film, termasuk Air Mata Surga.

Juga disutradarai oleh seorang perempuan, Key Mangunsong, yang pernah masuk ‘Nominasi Sutradara Terpuji Festival Film Bandung 2006’ untuk sinetron Anakku Bukan Anakku.

Film ini dibintangi oleh sederet artis ternama Tanah Air seperti Titi Kamal (Aqilla), Fedi Nuril (Arif), Citra Kirana (Yumna), Faqih Alaydrus (Baskara), hingga Krisjiana Baharudin.

Bukan itu saja, Air Mata di Ujung Sajadah juga menjadi ajang kembalinya aktris senior Indonesia, Jenny Rachman. Film ini menjadi film pertama Jenny Rachman setelah 11 tahun absen dari dunia perfilman karena aktivitasnya yang padat di dunia politik.

Film ini menghadirkan genre drama yang dapat membuat penontonnya menangis. Bahkan saat proses reading naskah, Titi Kamal begitu terharu membacanya.

Artis Nafa Urbach ikut berkontribusi pada film ini, sebagai produser. Ini adalah pertama kali baginya menjadi produser film. Nafa akan berpartner dengan Ronny Irawan, yang telah menjadi produser film sejak 2017 di rumah produksi Beehave Pictures.

Menurut Nafa, film ini mengambil lokasi syuting di Jakarta dan Solo, dan prosesnya sudah dimulai sejak awal Februari 2023.




Penyair Joko Pinurbo, Celana, dan Jejak Mendalam di Dunia Sastra Indonesia

Sebelumnya

5 Fakta Film Badarawuhi yang Disebut-sebut Lebih Horor dari KKN di Desa Penari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment